Suatu ketika, waktu itu genap sepekan penulis bekerja. Kami makan di kantin seperti biasanya dan bubar setelah itu. Hari itu Sikdang (kantin) berbeda suasana, orang-orang berkumpul duduk ramai dan penulispun diminta oleh mereka untuk bergabung. Sesaat kemudian, penulis melihat berbotol-botol minuman berwarna putih susu. Ketika penulis bertanya, "minuman apa itu ?" mereka menjawab "Jamu Korea, namanya Makgeli." Penulis langsung teringat dengan Beras Kencur, Cabe Puyang dan jamu-jamu tradisional Indonesia yang lain. "Wah ...Makgeli ini pasti menyehatkan", pikir penulis waktu itu.
Tanpa penulis minta, orang-orang sudah menuangkannya hingga dua gelas. Mereka heran karena tidak ada reaksi apa-apa dari penulis (mabuk). Mereka tambahi lagi hingga penulis habiskan empat gelas besar. Ketika sampai pada tegukan yang terakhir pada gelas yang keempat, orang-orang bertepuk tangan serentak. Penulis bertanya tentang alasan mereka menepukkan tangannya, mereka menjawab bahwa kebanyakan Orang Korea hanya sanggup meminum tiga gelas saja karena minuman yang penulis minum mengandung kadar alkohol yang cukup tinggi.
Begitu mendengar ada kadar alkohol pada minuman itu, penulis kaget dan langsung menuju kamar pemondokan. Sesampai di kamar, penulis langsung teringat lagu Rhoma Irama, "Minuman keras (miras ...) apapun namamu ...takkan kureguk lagi, takkan kusentuh lagi walau setetes, (setetes ...) ."
Di pemondokan (kami biasa menyebutnya 'Gisuksa') penulis tercenung, "Hai..., ternyata kamu punya bakat juga untuk jadi peminum !!! ". Bakat terpendam yang harus (tidak) dikembangkan.
Oleh : Mujio Kurniawan

No comments:
Post a Comment
Silahkan anda beri komentar disini, saran dan masukannya sangat berguna untuk saya, saya akan berkunjung balik pada anda, jangan berbuat Spamm.! Terima kasih.