Suatu hari datanglah surat dari istrinya yang diberikan sipir penjara.. Sebagaimana pesakitan lainnya, surat istri Amir telah dibaca lebih dulu oleh sang sipir penjara.
"Bang Amir," kata sang istri dalam surat tersebut, "Musim menanam kentang telah tiba. Aku tak punya uang sepeser pun untuk mengupah orang mencangkuli lahan kebun kita. Bagaimana ini, Bang?"
Membaca isi surat tersebut, Amir menjadi sedih dan bingung. Ia tak bisa membantu pekerjaan berkebun sang istri. Akan tetapi ia tak putus asa. Lalu ia membalas surat istrinya itu.
"Sayangku, jangan sekali-kali kau mencangkuli kebun kita, kalau kau tak mau melihatku membusuk selamanya di penjara ini. Karena di sanalah aku menimbun senjata api dan hasil rampokanku dulu," balas Amir dalam suratnya.
Lalu surat tersebut ia titipkan pada sipir penjara dengan maksud agar dapat diberikan pada istri Amir. Namun, sang sipir langsung membukanya secara diam-diam.
Berselang beberapa hari kemudian, tibalah kembali sepucuk surat balasan dari istri Amir.
"Bang Amirku tersayang.. Kemarin polisi dan para petugas penjara berkerumun di kebun kita. Mereka mencangkuli tiap jengkal tanah di sana. Entah apa yang mereka cari, Bang?"
Amir tersenyum sendiri membaca surat balasan dari istrinya itu. Kemudian ia menulis sepucuk surat yang ditujukan pada istrinya.
"Sayangku... Karena tanah di kebun kita sudah dicangkuli, sekarang saat yang tepat untuk menanam kentang," demikian bunyi suratnya.
Sipir penjara yang membaca diam-diam surat Amir, baru memahami kalau sebenarnya ia dan para petugas lainnya telah dikerjai.
kiriman dari Muhammad Ichsan

terima kasih infonya, wah di raja fresh jg komplit kok hasil buminya
ReplyDelete